Saturday, July 19, 2008

no televison?



Saya menemukan iklan ini di Bulletin Board Friendster saya:

Dalam rangka menyukseskan gerakan HARI TANPA TV 2008 yang diprakarsai oleh Yayasan Pengembangan Media Anak dan didukung oleh berbagai institusi yang bersedia bergabung, maka akan diselenggarakan:

"FUN DAY WITHOUT TV 2008"
Tanggal : 20 Juli 2008
Waktu : Pk 09.00 - selesai WIB
Lokasi : Taman Monas

Bentuk kegiatan : mengundang dan bekerja sama dengan beberapa sekolah dan perguruan tinggi di Jabodetabek untuk mengadakan lomba, bazaar kecil, membuka booth tanya jawab seputar anak dan TV bagi orangtua dan anak-anak.
Mengapa perlu ada Hari Tanpa TV (HTT)? Ada 2 makna: pertama, ingin membiasakan bahwa tanpa TV pun hidup akan tetap nyaman, Jadi, kita mencoba mengurangi ketergantungan kita, terutama anak-anak, pada TV. Kedua, sebagai ungkapan keprihatinan kita terhadap isi tayangan TV yang tidak aman dan tidak sehat untuk anak.


Yang saya herankan, ada apa sih dengan TV? Kenapa merasa harus bisa hidup tanpa TV? Bukannya TV juga banyak manfaatnya? Kalo toh TV menjadi tidak bermanfaat dan lebih banyak merugikannya, itu salah per individu, bukan TV.

Mengenai tayangan TV yang tidak aman dan sehat untuk anak, maka dari itu ada jam malam kan? Kenapa harus ketakutan? Jam malam berarti anak sudah tidur kan? Kalo anak belum tidur, salah orang tuanya sendiri. Kenapa kita yang tidak punya anak harus repot-repot tidak bisa menonton tv? Bukan egois, but take your own business please. Don't share it with us.

4 comments:

Anonymous said...

untuk lebih memahami tujuan & latar belakang Kampanye Hari Tanpa TV 2008,silakan buka website: http://www.kidia.org
baca semua infonya sama habis,dan keluarkan argumen kamu disitu sebagai yg pro atau yg kontra,jgn cuma lewat postingan blog dan bulbo fs aja

Miss Mimit said...

Emang kenapa kalo lewat postingan blog dan bulbo fs saja? Kan katanya boleh berpendapat? Saya kira berpendapat boleh dimana aja... Saya menulis disini agar lebih luas pembacanya. Di web yang Mbak berikan saya yakin 99,99% pro, sehingga bagi saya tidak luas.

Oh ya, lagipula saya sudah membacanya.

Miss Mimit said...

Kaget juga nih. Dapet balasan komen justru ke message Friendster. Ok ini dia balasannya:

gw baru hari ini baca postingan bulbo lo & blog lo tentang no television.
hmm mungkin lo kurang paham ya sama arti HARI TANPA TV..
apa sih latar belakang & tujuan kami buat 1 hari tanpa tv,itu mungkin yg lo blm ngerti bener.
yg perlu digarisbawahi,qta sama sekali ga MEMBENCI televisi,qta hanya tidak suka sama content TV yg menyesatkan buat anak2,qta mengajak pemirsa TV buat lebih cerdas & kritis dalam memilih siaran TV khususnya buat anak2.
Dan segmen pasar dari kampanye Hari Tanpa TV itu adalah keluarga yang memiliki anak usia pra sekolah sampai sekolah dasar..
see?ini memang ditujukan buat keluarga yang memiliki anak usia pra sekolah sampai sekolah dasar,tapi ga menutup kemungkinan keluarga yg tidak masuk kategori ini untuk turut menyukseskan Hari Tanpa TV. Kampanye ini diselenggarakan untuk menyambut Hari Anak Nasional yg jatuh pd tgl 23 Juli.
supaya bisa mengerti maksud kampanye ini,silakan buka website: http://www.kidia.org...
disitu lo bisa numpahin segala unek2 lo.
oiya,soal knp qta ga boleh share kampanye ini di internet ada alasan kuat?
media massa memiliki sasaran khalayak yg heterogen & tidak terbatas serta terdapat fungsi sosialisasi yg memiliki dampak yg sangat besar,sebab itulah kami jg mensosialisasikan lewat internet agar tercipta efek komunikasi yg diharapkan seperti kognitif,afektif,maupun konatif. dan hak kami pula untuk mengemukakan pendapat di depan umum, kalau tidak setuju silakan berdebat dengan pembuat UUD '45


Pertama. Saya tidak pernah mengatakan kalo Mbak membenci TV. Yang saya maksudkan adalah Mbak menyalahkan TV. Di dunia ini banyak sekali hal-hal yang tidak baik untuk anak-anak, namun jangan menutup mata mereka (seperti misalnya mengajarkan tidak menonton tv atau mengurangi menonton tv). Beri mereka ilmu dan bimbingan yang terbaik sehingga apapun yang mereka saksikan dan alami bisa mereka tanggapi dengan bijaksana.

Kedua. Saya juga tidak mengatakan kalo Mbak tidak boleh mengungkapkan pendapat. Saya ini suka sekali dengan pendapat. Mana bisa saya menyuruh orang lain tidak boleh berpendapat. Yang saya maksudkan dengan kata "share" adalah jangan membawa-bawa orang lain untuk mengurusi urusan mereka. Jangan buat kita harus ikut-ikutan kehilangan kesempatan menonton acara dewasa hanya untuk kepentingan anak orang lain. Tidak adil. Jaga anak memang harus, namun jangan ajak orang lain untuk turut repot dan dirugikan.

Walo saya juga tidak menyukai acara-acara tv Indonesia, namun saya rasa kurang pas kalo Mbak menyalahkan tv sebagai salah satu perusak pendidikan anak-anak.

Gifta said...

Hai, I just get stumble on your blog here...

Televisi, di ranah komunikasi, memiliki efek yang besar bagi para penontonnya. Ya, memang ada efek positif yang didapatkan dari menonton televisi, contohnya penambahan informasi, hiburan bahkan konten televisi bisa membantu kita dalam pergaulan.
Tapi pernahkah kamu berpikir bahwa ada juga efek buruk televisi pada behavioral manusia? Kita, orang dewasa, mungkin bisa meminimalisir efek buruk ini. Tapi bagaimana dengan anak-anak?
Saya belum menjadi orang tua tapi saya setuju tentang hari tanpa tv. Konten televisi saat ini sudah benar-benar berkualitas rendah karena hanya memikirkan rating, which is mementingkan faktor ekonomi saja. dengan melakukan gerakan hari tanpa tv, diharapkan para pengusaha pertelevisian itu mengerti bahwa kita menginginkan tontonan dengan kualitas lebih bagus.

Wah komennya kepanjangan, maaf ya...nice blog anyway :)